Akhir tahun lalu, seseorang menyebut Sambel Hejo dan cimplung dalam sebuah percakapan, serta menyandingkannya dengan kata enak, juga Bandung. Tentu saja, kata yang disebut terakhir sudah cukup membuat saya rindu, tetapi cimplung berhasil mengusik memori yang lebih jauh lagi. Saat membaca kata cimplung, saya membayangkan cimplung yang selama ini saya kenal. Ingatan atas adonan terigu…
Author: Nenden
Jumat Agung serta kisah menuju hijrah
“Besok kamu liputan perayaan prapaskah ya, nanti bisa mampir ke gereja-gereja di Solo dan lihat bagaimana pelaksanaannya, aman atau enggak.” Pesan dari redaktur sampai ke ponselku via BBM, sehari sebelum perayaan Jumat Agung 2012. Biasanya aku tidak pernah panik setiap mendapatkan tugas liputan, tapi kali ini rasanya berbeda. Kepalaku sedikit pusing dan jantungku berdegup cukup…
A fresh start
Hari ini, sudah menginjak sepekan sejak aku logout dan deactivate semua akun media sosial (plus dating apps). Niatnya selain untuk social media distancing dan detox, juga untuk memulai sesuatu yang baru. A fresh start. Lagi pula, sudah menjadi rahasia umum kalau media sosial menyimpan terlalu banyak masalah. Dimulai dari terlalu banyak cerita pribadi yang tersimpan…
Tentang menangis dan bawang goreng
Kapan terakhir kali kamu menangis? Jika ada seseorang mengajukan pertanyaan itu padaku, jawabanku adalah: tidak tahu. Aku lupa. Aku tidak ingat kapan terakhir kali menangis. Mungkin dua pekan yang lalu, satu bulan yang lalu, atau mungkin beberapa tahun ke belakang.
Diary memasak selama swakarantina
Minggu, 29 Maret 2020, merupakan hari ke-14 alias hari terakhir masa minimal swakarantina untuk memastikan tidak terjangkit covid-19. Puji Tuhan, tubuhku tidak mengalami tanda-tanda positif virus corona, meskipun sebelumnya sempat ingusan satu minggu nonstop karena alergi kebanyakan minum boba.
Hai, aku menulis lagi
Hai, setelah sekian lama, akhirnya aku membulatkan tekad untuk menulis lagi. Banyak hal yang terjadi belakangan ini, di duniaku dan di dunia ini. Bahkan, pada tahun yang belum genap seperempatnya kita lewati, sudah terlalu banyak hal yang bisa membuat kita terdiam. Diam karena tidak tahu. Tidak tahu harus berbuat apa di tengah terlalu banyaknya kabar…