Saya bukan penggemar kucing, atau makhluk hidup lainnya secara umum. Sebisa mungkin saya menghindari berinteraksi dengan mereka, dan beruntungnya seringkali tidak didekati juga (mungkin karena bisa merasakan energi buruk saya). Meski demikian, saya sering juga berbagi konten kocheng kepada kawan yang saya ketahui menyukai dan memiliki kucing.
Riset soal konten kocheng di media sosial sebetulnya sudah banyak dilakukan setidaknya dalam satu dasawarsa terakhir. Dalam penelusuran singkat di Google Scholar dengan kata kunci cat content social media, muncul sekitar 1,67 juta hasil riset yang berhubungan.
Hasil pencarian teratas merupakan riset terkait The Meow Factor yang dipublikasikan Edith Podhovnik pada 2016, menunjukkan bahwa kucing memliki kehadiran yang kuat dalam seni dan budaya populer, periklanan, media dan internet. Hal inilah yang kemudian terus dijaga oleh industri.
Saking kuatnya konten kocheng, bahkan dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan lainnya, mulai dari penyebaran misinformasi, hingga propaganda politik. Epoch Media menyebutkan bahwa strategi dengan menggunakan konten kucing sangat efektif untuk mempublikasikan konten yang salah dan misleading karena digital platform akan terus mempertahankan konten yang memiliki engagement tinggi.
Soal politik juga banyak contohnya, misalnya Wakil Perdana Menteri sayap kanan Italia yang menggunakan gambar kucing untuk memperhalus postingan anti-migran di Facebook pada 2018. Sementara itu, di Amerika Serikat pemilik kucing atau anjing diasosiasikan dengan kelompok partai tertentu.
Kalau di Indonesia gimana? Ah kalian pasti tahu sendiri jawabannya 😀
Karena engagement yang tinggi dan bisa memberikan cuan, kucing jadi sangat rentan mengalami eksploitasi demi views yang meroket. Cats Protection—lembaga kesejahteraan kucing di UK—menyoroti video di mana pemilik memprovokasi hewan peliharaannya dengan berbagai cara dan tak jarang membuat mereka stress untuk mendapatkan reaksi dalam upaya membuat konten tersebut menjadi viral.
Jadi, sebaiknya kita semakin mindfull saat menikmati konten kocheng, lihat lebih dalam narasi apa yang ada di baliknya, dan mungkin bisa bantu melaporkan konten yang mengeksploitasi dan menyakiti si kucing.
Cianjur, 3 Januari 2024
Leave a Reply